Sabtu, 08 Maret 2014

'Kerbau Rawa Pampangan' Khas Sumatera Selatan




Sumatera selatan yang memiliki jumlah rawa lebak terbesar nomer dua di Indonesia menyebabkan adaptasi ternak yang mampu hidup atau terbiasa untuk tinggal di daerah rawa. Sebagai contoh kecamatan pampangan yang berada di Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan. Pampangan merupakan daerah yang menjadi sentra kerbau rawa yang dikenal Kerbau pampangan.




Kerbau rawa atau lebih dikenal sebagai kerbau pampangan merupakan spesies asli dan salah satu kekayaan plasma nutfah Sumatera Selatan dengan penyebarannya hanya meliputi Kecamatan Pampangan dan Kabupaten Banyuasin. Ciri khas kerbau rawa berkulit dan bulu warna hitam, kepala besar dan telinga panjang, tanduk pendek dan melingkar ke arah belakang, ambing berkembang baik dan simetris, badan berbentuk siku ke belakang, tempramen tenang dan relative tahan penyakit. Kerbau itu biasa mencari makanan di dalam air.

Kegunaan ternak kerbau ini sebagian besar sebagai penghasil daging dan hanya sebagian kecil yang dimanfaatkan sebagai ternak kerja. Sedangkan susu kerbau hanyalah produksi sampingan sesaat ketika kerbau itu sedang menyusui. Masyarakat Pampangan dan beberapa kecamatan di sekitarnya juga tidak terbiasa mengkonsumsi susu segar yang dihasilkan kerbau rawa, karena sifatnya yang tidak bisa disimpan lama. Didaerah itu juga belum terdapat teknologi pengolahan hasil sebagai susu segar seperti pasteurisasi dan pengepakan. Ciri rasa susu kerbau dan kandungan lemak yang tinggi juga menyebabkan masyarakat kurang meminatinya. Karena itulah produksi susu kerbau di Sumatera Selatan lebih banyak berupa hasil olahan seperti gulo, puan, sagon puan, minyak kerbau dan dadih. Namun, hasil olahan dari susu kerbau itu baru dikenal oleh masyarakat Sumsel, dan popularitasnya semakin meredup sejalan dengan maraknya produk olahan dari ternak sapi.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar